Puisi sunyi
Kulantunkan di tiap malam puisi hati penuh elegi.
Harapku kau kan hadir di tiap mimpiku.
Menyentuhku dengan nyanyian hatimu.
Merinduku dengan tatapan mata kasihmu.
Piluku penuh senandung duka.
Penuh onak dan duri neraka.
Meski kulangkahkan kakiku penuh cerita.
namun derita masih jua tetap terbawa.
Kutanya pada seribu bintang.
Kutanya pula pada sinar rembulan.
Hanya sepi yang kunanti.
Hanya sepi yang akan kudapati.
Puisi ini hanya puisi sunyi.
Tidak ber elegi apalagi hadirkan penari.
Puisi ini hanya puisi sunyi.
Yang akan menemaniku sampai aku mati.
Sunyi...
Sendiri...
Menyepi...
Di balik mega dan juga awan.
Yang berarak tak tentu rimba.
Temani aku untuk menyuarakn puisi sunyi.
~Putri~
Kulantunkan di tiap malam puisi hati penuh elegi.
Harapku kau kan hadir di tiap mimpiku.
Menyentuhku dengan nyanyian hatimu.
Merinduku dengan tatapan mata kasihmu.
Piluku penuh senandung duka.
Penuh onak dan duri neraka.
Meski kulangkahkan kakiku penuh cerita.
namun derita masih jua tetap terbawa.
Kutanya pada seribu bintang.
Kutanya pula pada sinar rembulan.
Hanya sepi yang kunanti.
Hanya sepi yang akan kudapati.
Puisi ini hanya puisi sunyi.
Tidak ber elegi apalagi hadirkan penari.
Puisi ini hanya puisi sunyi.
Yang akan menemaniku sampai aku mati.
Sunyi...
Sendiri...
Menyepi...
Di balik mega dan juga awan.
Yang berarak tak tentu rimba.
Temani aku untuk menyuarakn puisi sunyi.
~Putri~
No comments:
Post a Comment