PENGEMUDI
Berlari di tengah bising gemuruh mesin
Mengejar mimpi yang
mengancam hari esok,
Dengus nafas
tersendat jelaga hitam,
Bahkan teriak parau haus terserak.
Ingin aku berhenti sejenak,
Untuk basahi kerongkongan yang berduri
Sementara jarak terus
memecut,
Pada pelarianku yang tersayat waktu
Baiknya ku lanjutkan
saja.
Sesekali ku reguk
ludah yang membusuk,
Agar basah dari mulut hingga ususku.
Sesaat langkahku koma
terhenti,
Terancam sorot cahaya
merah penuh amarah,
Ku sayangi sabarku dalam diam,
Ku sayangi sabarku dalam diam,
Hingga waktu merubah
murka cahaya,
Dari merah menjadi sejuk seperti daun.
Dari merah menjadi sejuk seperti daun.
Terus saja aku
berkelahi.
Di atas roda aku
melawan waktu,
Penuh dendam yang
menyandera harapanku,
Saat aku harus
memilih antara tugas dan cintaku.
‘Omega’
No comments:
Post a Comment