LAMAN CENTRAL

15 September, 2012

BERBENAH DIBATAS RISAU HAMPA


Waktu tak mau ku putar, 
melaju maju
Resah kalbu berhias jenuh, 
tak kuasa ku redam
Terpaku dikesendìrian pekat malam
Menanti ditengah gemuruh galau
Ingin hati berkelok, 
tinggalkan ruah
Namun kakì jiwa tiada mampu melangkah

Bulan tak menampak, 
walau hanya sabit
Malam tiada menyingkap tabir pekat
Smakin tersudut aku, 
bertekuk dan rebah
Terpasung hening yang kian memaku relung nurani
Sedang kembara kian memiris gamang, 
membelit hampa di kedalaman jiwa
Langit pekat gelap, 
tlah menyeretku memapah, 
merebah tanah

Syair senandung malam, 
bisikan dìtelìnga jiwaku
Bersarang desah, 
disela serangkum rindu
Potret kebanggaan diri kian melayu
Tergores tetesan buih hujan bertabur rindu
Jatuh diantara keping luka, 
terasa smakin perih
Dan aku semakin terpuruk dalam luapan ranting kedukaan

Bergulat nurani dalam lukisan hitam pekatnya malam
Bersandar pada kesucian cinta yang tersisa
Mencoba bangkit, 
tegakan tungkai jiwaku

Berbenah dalam diri
Berbenah dalam hati
Berbenah diatas tatap pandang
netra jiwa
Mengukir tentang sebuah makna kehidupan
Menuju satu arti kata, 
tentang kebahagiaan yang terimpikan
Bahagiaku seutuhnya, 
tanpa berkerudung sisa luka silam

>> A.S <<

No comments: