Di padang gersang kerinduan,
menampak
seraut bayang kekasih
Menetes setitik embun,
Menetes setitik embun,
keharuman
kembang hati
Kau bunga terelok,
Kau bunga terelok,
suci
kasihmu yang terulur padaku
Kau simpan aroma cintamu,
dalam ruang bilik
peraduanmu
Dibatas tatap netra jiwa ini,
Dibatas tatap netra jiwa ini,
kaulah yang terindah dalam
hidup
Tarian angin binal berpusar di rerumputan gersang
Beradu gores,menyepuh sejuk hamparan kalbu nan risau
Fatamorgana senyummu,
Tarian angin binal berpusar di rerumputan gersang
Beradu gores,menyepuh sejuk hamparan kalbu nan risau
Fatamorgana senyummu,
luruhkan kepenatan
nurani
Sekejap melintas dan sekejap kemudian tlah berlalu
Hanya kedukaan yang terajut dalam genggam
Pada akhirnya hanya warna legam kepekatan yang menjadi teman setia
Dan sebaris pancang rindu teruntai,
Sekejap melintas dan sekejap kemudian tlah berlalu
Hanya kedukaan yang terajut dalam genggam
Pada akhirnya hanya warna legam kepekatan yang menjadi teman setia
Dan sebaris pancang rindu teruntai,
menjadi dilema
direlung jiwa
Menyisakan sebaris rasa sakit,
Menyisakan sebaris rasa sakit,
dan risau di ujung
bayanganmu
Namun siapa yang peduli atas risauku ?
Bahkan wajah langit pun tlah enggan tuk menoleh
Apalagi memberikan salam sapa nya yang manis untukku
= merpati =
Namun siapa yang peduli atas risauku ?
Bahkan wajah langit pun tlah enggan tuk menoleh
Apalagi memberikan salam sapa nya yang manis untukku
= merpati =
No comments:
Post a Comment