Bulan masih mengambang.
jika senyummu menghias bibir mungilmu.
Banyak gurat luka yang terlukis.
... Sendu diantara derak-derak nafasmu.
Sepenggal senyum, sepenggal nafas.
Lenyap... seketika,
Hadir menjelma, bagai titian embun pagi.
Lenyap tak berasap.
hilang tanpa jejak harapan.
Tubuhmu lunglai terpaku.
Menoreh duka yang kian merangas.
Di antara perih dan pedihku.
Aku menatap kepergianmu.
Penuh kecewa.
Hanya seuntai kata yang terpenggal.
Hanya seuntai senyum yang terurai.
Hilang di tarikan nafas terakhirmu.
Kasih...
Tubuhmu terbujur tak berdaya.
Saat tanah merah ini mulai membenamkanmu.
Tak kuasa...
Hanya derai air mata yang tercurah.
Bersama nisan cinta yang tertinggal.
Pergilah bersama do'aku.
Menguntai mimpimu di alam yang baru.
Semoga bahagia kan kau jelang.
Bersama harapan yang kini kau tinggalkan.
Nisan ini menjadi saksi kepedihanku.
Akan berakhirnya tauta cinta kita yang memudar.
Selamat jalan kasih....
~Putrie~
jika senyummu menghias bibir mungilmu.
Banyak gurat luka yang terlukis.
... Sendu diantara derak-derak nafasmu.
Sepenggal senyum, sepenggal nafas.
Lenyap... seketika,
Hadir menjelma, bagai titian embun pagi.
Lenyap tak berasap.
hilang tanpa jejak harapan.
Tubuhmu lunglai terpaku.
Menoreh duka yang kian merangas.
Di antara perih dan pedihku.
Aku menatap kepergianmu.
Penuh kecewa.
Hanya seuntai kata yang terpenggal.
Hanya seuntai senyum yang terurai.
Hilang di tarikan nafas terakhirmu.
Kasih...
Tubuhmu terbujur tak berdaya.
Saat tanah merah ini mulai membenamkanmu.
Tak kuasa...
Hanya derai air mata yang tercurah.
Bersama nisan cinta yang tertinggal.
Pergilah bersama do'aku.
Menguntai mimpimu di alam yang baru.
Semoga bahagia kan kau jelang.
Bersama harapan yang kini kau tinggalkan.
Nisan ini menjadi saksi kepedihanku.
Akan berakhirnya tauta cinta kita yang memudar.
Selamat jalan kasih....
~Putrie~
No comments:
Post a Comment