Ku ukir bayangmu di penghujung senja ini
Saat seribu lantunan madah langit memerdu hening
Menyulam sebait gigil rasa dibalik relung kalbu
Saat seribu lantunan madah langit memerdu hening
Menyulam sebait gigil rasa dibalik relung kalbu
Sebelum ambang malam
datang,
melukis kegelapan mayapada
Dan kian memeluk erat pinggiran nurani dalam segumpal wajah kehampaan
Dan kaki runcing sang malam kan smakin menancapkan kebekuan rindu di hamparan hati
Dan aku kian rebah di dekapan dingin kembara yang berlalang
Melukis nada nada pilu, hingga menembus sekujur pori-pori jiwa ku
Memasung sejuta fikir dalam uraian tentang bayang dirimu
Diseribu mimpi kita, tiada terkias keakuan wujud dirimu
Indah mengusung mimpi, berjabat rasa dalam jubah keterpautan kasih
Namun dibalik gerak laku jiwa mu
Kini menampak sebaris kehambaran bincang laku
Mengikis sebait indah senyuman manis mu
Hingga menyurat seraut paras asing dalam tatap netra jiwa ku
Disetiap ujung bayangan mu, ku genggam nafas resah jiwa ku
Dan bilakah mega mega pekat kehampaan segera berlalu
Bersalin rupa purwa dalam wajah kebersamaan hati
Di atas sejumput bahagìa silam yg dulu setia menghiasi hari-hari kita
Ketika senyum mu masih terlihat utuh, tiada berpendar dalam hirau kebisuan
Dan kian memeluk erat pinggiran nurani dalam segumpal wajah kehampaan
Dan kaki runcing sang malam kan smakin menancapkan kebekuan rindu di hamparan hati
Dan aku kian rebah di dekapan dingin kembara yang berlalang
Melukis nada nada pilu, hingga menembus sekujur pori-pori jiwa ku
Memasung sejuta fikir dalam uraian tentang bayang dirimu
Diseribu mimpi kita, tiada terkias keakuan wujud dirimu
Indah mengusung mimpi, berjabat rasa dalam jubah keterpautan kasih
Namun dibalik gerak laku jiwa mu
Kini menampak sebaris kehambaran bincang laku
Mengikis sebait indah senyuman manis mu
Hingga menyurat seraut paras asing dalam tatap netra jiwa ku
Disetiap ujung bayangan mu, ku genggam nafas resah jiwa ku
Dan bilakah mega mega pekat kehampaan segera berlalu
Bersalin rupa purwa dalam wajah kebersamaan hati
Di atas sejumput bahagìa silam yg dulu setia menghiasi hari-hari kita
Ketika senyum mu masih terlihat utuh, tiada berpendar dalam hirau kebisuan
Merpati
No comments:
Post a Comment