LAMAN CENTRAL

13 September, 2012


RUMPUT LIAR BELUKAR

Apa kabar dinda
Kau tahu
Aku begitu rindu desah nafas
Senyum manis keletihan
Membelai ujung rambut hingga sisa keringat
Awal hingga batas akhir kenikmatan
Mengeja setiap lekuk tubuhmu
Seperti aku menjamah rumput liar
Gundukan kecil tubuhmu diciptakan
Menyerupa bukit dan gunung sinai
Kadang kau menyepi di goa paling sunyi
Tempat hujan menumbuhkan putik-putik semi
Rumput di bukitmu
Menjelma ilalang
Menjulang ke arah gemintang
Di musim kemarau
Rumputmu tak pernah kering kerontang
Walau musim hujan datang
Kau tetap tumbuh liar

Aku temukan lubang kecil diantara bebukitan
Mengatup jurang paling legam
Dengan semak-semak liar
Persemayaman arwah kematian
Tempat tuhan meletakkan awal kehidupan
Surga digambarkan kenikmatan diciptakan
" Bukankah awalnya kau tiada, lalu ada
setelah musim kemarau"
Bila musim penghujan datang
Jangan babat habis rumput
Meradang lubang kecil tak menantang
Gundukan di tubuhmu laksana lukisan Tuhan
Merengkuh sunyi paling binal
Hanya sisa air dan tanah
Tempat kita pulang
Kerikil tajam dan bongkahan belukar
Menjadi sandungan
Pelayaranmu kenegeri rembulan

Selamat jalan rumput-rumput liar
Selamat jalan belukar-belukar

Jakarta, 26 september 2011



kerikil tajam

No comments: