Aku
merasa kehilangan,
Kepergiannya meninggalkan cinta untuk di uji,
Sementara pesan yang kutitip,
Kian membusuk bagaikan sampah.
... Ah, biarlah...
Mungkin cintaku sedang lelah,
Karena cerita masih terpatah-patah,
Mungkin juga ia menguji cintaku,
Sabarkah aku menunggunya,
Kuatkah aku merindukannya,
Ikhlaskah aku bila sesekali tersakiti,
Walaupun kau tahu,
Teramat suci cintaku untuk di caci.
Aku hanya patung arca yang setia,
Yang tak kan lari walau teraniaya,
Aku tetap cinta.
Aku hanyalah debu di ruang rindu,
Lantang mengerang namun tak bersuara,
Aku tetap menunggu.
Dan aku hanyalah batu di bawah neraka,
Walau hatiku rempag luluh lantak,
Aku tetap setia.
Hingga kau dapat mengerti,
Apa arti cinta dan air mata.
Kepergiannya meninggalkan cinta untuk di uji,
Sementara pesan yang kutitip,
Kian membusuk bagaikan sampah.
... Ah, biarlah...
Mungkin cintaku sedang lelah,
Karena cerita masih terpatah-patah,
Mungkin juga ia menguji cintaku,
Sabarkah aku menunggunya,
Kuatkah aku merindukannya,
Ikhlaskah aku bila sesekali tersakiti,
Walaupun kau tahu,
Teramat suci cintaku untuk di caci.
Aku hanya patung arca yang setia,
Yang tak kan lari walau teraniaya,
Aku tetap cinta.
Aku hanyalah debu di ruang rindu,
Lantang mengerang namun tak bersuara,
Aku tetap menunggu.
Dan aku hanyalah batu di bawah neraka,
Walau hatiku rempag luluh lantak,
Aku tetap setia.
Hingga kau dapat mengerti,
Apa arti cinta dan air mata.
"Omega"
No comments:
Post a Comment