Aku
tahu hatimu terluka,
Sayap di kananmu telah robek,
Helai demi helai cintamu terkoyak.
Bukankah itu syarat akan hidupmu,
Yang telah tergurat di dinding jiwamu,
Berjalan seiring aliran darahmu,
Dalam perjanjian sebelum lahirmu.
Menangislah cinta
Tumpahkan semua air matamu,
Biarkan semua tuntas terkuras,
Lalu nyanyikanlah nada-nada sucimu,
Yang terlantun dalam bait-bait doamu.
Berteriaklah lantang
Di sini aku meraung pilu,
Yang tak kuasa mendengar deritamu,
Tiada henti aku berkamit merdu,
Melayangkan doa penuh cinta untukmu.
Tersenyumlah sedikit saja
Walau hanya sinis semata,
Kan ku anggap itu pelangi surga,
Hingga waktunya kau pahami makna,
Siapa yang pantas kau cinta,
Dan siapa yang layak kau terima.
"Omega"
Sayap di kananmu telah robek,
Helai demi helai cintamu terkoyak.
Bukankah itu syarat akan hidupmu,
Yang telah tergurat di dinding jiwamu,
Berjalan seiring aliran darahmu,
Dalam perjanjian sebelum lahirmu.
Menangislah cinta
Tumpahkan semua air matamu,
Biarkan semua tuntas terkuras,
Lalu nyanyikanlah nada-nada sucimu,
Yang terlantun dalam bait-bait doamu.
Berteriaklah lantang
Di sini aku meraung pilu,
Yang tak kuasa mendengar deritamu,
Tiada henti aku berkamit merdu,
Melayangkan doa penuh cinta untukmu.
Tersenyumlah sedikit saja
Walau hanya sinis semata,
Kan ku anggap itu pelangi surga,
Hingga waktunya kau pahami makna,
Siapa yang pantas kau cinta,
Dan siapa yang layak kau terima.
"Omega"
dipostkan oleh
central puisi dan syair "para pujangga"
No comments:
Post a Comment